Pada masa dahulu di Teluk Balik terdapatlah seekor LODEN ( Ikan raksasa dalam mitologi Paser) yang sangat meresahkan masyarakat dipesisir Teluk Balik, sehingga membuat seorang yang sangat perkasa pada masanya, bernama AYUS merasa perlu menolong masyarakat sekitar dari ancaman sang Loden.
Pergilah Ayus ke gunung Kemendor ( Commander) di Semayang untuk pergi mengail sang Loden, duduk lah Ayus dipuncak gunung Kemendor tersebut sembari menunggu Loden terkait di kailnya, beberapa waktu kemudian tersangkut lah Loden tsb oleh kail Ayus, namun karena besarnya tubuh dan tenaga Loden tersebut, Ayus sempat tertarik dan terjerembab ( Tebobob ) ketika menarik kail nya tsb, 2 gundukan tanah tempat di kiri kanan dagu Ayus terjerembab tersebutlah yang lama kemudian berubah menjadi gundukan Pulau, yang kemudian disebut Pulau Tokon dan Pulau Babi.
Sekian waktu bergulat tarik menarik antara Ayus dengan Loden, oleh karena keperkasaan Ayus, akhir Loden tersebut dapat lah pula di tarik dari kailnya dan kemudian dilemparkan nya ke arah teluk, di tempat Ayus melemparkan Loden tersebutlah lama kemudian menjadi sebuah Kalowasen ( Air Putar) di sekitar wilayah Tempadung Teluk Balikpapan di dekat Pulau Belang seputaran kawasan pembangunan jembatan penghubung antara Kab.Penajam Paser Utara dengan Kota Balikpapan, perbatasan Balikpapan dan Kab.Penajam Paser Utara
Ada pula Versi yang lain mengisahkan bahwa Kalowasen tersebut adalah mulut seekor naga raksasa dimana ekor nya terdapat di Masalembo, selat Makassar. Suatu waktu dikarenakan keresahan masyarakat Teluk Balik akan adanya Naga tersebut, maka tetua masyarakat sekitar memerintah kan warga nya untuk melenyapkan Naga tersebut.
Tibalah saat nya waktu untuk memusnahkan Naga tersebut, dibuat lah Rakit besar yang dibuat dari kayu damar dan diisi dengan Damar yang banyak agar mudah terbakar, yang tujuan nya agar ketika Rakit yang telah dibakar tersebut dihisap sang naga, maka Naga tersebut akan mati.
Setelah selesai rakit dibuat maka segera para warga sekitar menghanyutkan rakit tersebut ke laut dan mendorong nya agar memasuki kawasan air putar tersebut, berselang waktu kemudian ternyata benar rakit yang telah disulut api tersebut terhisap kedalam pusaran Kaluasen ( Air Putar), beberapa waktu kemudian Naga tersebut mati, dan jasad nya timbul mengapung di Sungai Mahakam.
Pusaran Air Putar tersebut akhir nya mengecil saat ini, tidak sebesar ketika Naga tesebut masih hidup.
( Legenda Paser, Kalimantan Timur)
ET : disadur dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar